Terobosan Aneh CTO Amazon: Bikin Aplikasi Rangkuman Rapat, Semua Fitur Pakai Layanan Berbayar Milik Amazon
IDNStart.com - Chief Technology Officer (CTO) Amazon, Wener Vogels, membuat gebrakan yang cukup aneh. Dalam sebuah postingan di blog pribadinya, dia menjelaskan tentang Distill, sebuah aplikasi open source berbasis AI untuk menyalin dan membuat rangkuman panggilan konferensi atau rapat mereka. Vogels menyebut aplikasi ini dia buat bersama tim "OCTO" (Office of the CTO).
Distill mengambil rekaman audio dari sebuah rapat dalam format seperti MP3, FLAC, dan WAV, lalu menganalisisnya dan membuat rangkuman bersama dengan daftar item yang harus dilakukan. Selain itu, secara opsional aplikasi ini juga dapat mengeluarkan ringkasan dan daftar tersebut ke platform seperti Slack melalui integrasi khusus.
Satu hal yang unik dari Distill adalah pengguna dapat memilih model AI mana yang akan melakukan rangkuman rapat. Secara default, aplikasi ini menggunakan desain keluaran Soneta, model kelas menengah dalam keluarga Claude 3 dari Anthropic. Kepemilikan saham Amazon yang besar di Anthropic disinyalir ada hubungannya dengan keputusan desain tersebut.
Meski begitu, model apapun yang dihosting di Bedrock juga akan berfungsi, seperti Llama 3 dari Meta, serta model-model dari perusahaan rintisan AI seperti Mistral, AI21 Labs, dan Cohere.
Aplikasi yang dicanangkan CTO Amazon itu sangat bergantung pada produk dan layanan berbayar Amazon untuk melakukan pekerjaan berat komputasi. AWS Transcribe melakukan transkripsi Distill; Amazon S3 menyediakan penyimpanan untuk file audio rapat; dan Bedrock, paket pengembangan AI generatif Amazon, menangani pembuatan rangkuman.
Yang jadi pertanyaan, mengapa harus membuat aplikasi rangkuman rapat jika ada banyak sekali layanan yang dibuat Amazon sendiri untuk memenuhi tujuan tersebut? Mungkin jawabannya, mengapa tidak?
Sebagai seorang CTO Amazon, Vogels memiliki banyak sekali sumber daya yang bisa digunakan dan punya banyak waktu luang untuk mengembangkan proyek-proyek pemrograman yang menjadi hobinya. Menurut tulisan di blognya itu, ia kini tengah mencoba memindahkan basis kode Distill dari Python ke Rust.
Usai memaparkan “penemuan” tersebut, Vogels menyebut tidak menjanjikan bahwa Distill tidak akan membuat kesalahan.
"Ingat, AI tidak sempurna. Beberapa rangkuman yang kami dapatkan kembali memiliki kesalahan yang membutuhkan penyesuaian manual. Tapi tidak apa-apa, karena hal ini tetap mempercepat proses kami. Ini hanyalah sebuah pengingat bahwa kita harus tetap jeli dan terlibat dalam prosesnya. Pemikiran kritis sama pentingnya sekarang seperti sebelumnya,” tulis Vogels.
Kylie Wiggers dari Techcrunch menyentil pendapat Vogels di atas. Menurutnya, jika ia masih harus “terlibat” dalam proses meringkas hasil rapat karena kesalahan teknologi yang dibuatnya sendiri, sama saja merusak tujuan pembuatan aplikasi tersebut, lebih-lebih juga merusak tujuan pembuatan AI.
“Anda mungkin lebih baik menyewa seorang stenografer,” tulis Wiggers.
Wiggers mengungkapkan, keterangan Vogels tentang kekurangan aplikasi yang ia kembangkan sama saja menunjukkan bobrok Amazon. Wiggers pun meyakini Vogels menyadari hal itu. Namun, ia tidak mungkin menjelek-jelekkan teknologi yang dibuat perusahaannya.
“Tapi anda juga tidak akan pernah melihat Vogels menjelek-jelekkan teknologi yang dijual oleh majikannya,” jelas Wiggers.
“Itulan alasan mengapa Vogels masih menjadi CTO Amazon. Menjadi CTO memang pekerjaan yang menyenangkan jika anda bisa mendapatkannya,” tambahnya.
Sebagai informasi, Vogels lahir di Belanda dan kini berusia 65 tahun. Dia bergabung dengan Amazon pada bulan September 2004 sebagai direktur riset sistem. Hanya selang empat bulan atau pada pada Januari 2005, Vogels diangkat menjadi CTO. Pada Bulan Maret di tahun yang sama, ia resmi ditunjuk sebagai wakil presiden.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow