5 Top Tren dalam Teknologi Transportasi Saat Ini
IDNStart.com - Berbicara teknologi transportasi tidak akan ada habisnya. Hampir setiap tahun banyak perusahaan besar dunia membuat tren terbaru.
Saat ini, ada banyak teknologi transportasi yang bisa kita temukan. Tapi, inilah 5 top tren teknologi transportasi saat ini.
Daftar ini dibuat berdasarkan bagaimana teknologi itu bekerja, bukan merek atau fitur pendukung lainnya, dilansir laman asme.org.
Sepeda Pintar
Sepeda pertama dibuat pada tahun 1817. Meskipun desain dasarnya masih cukup standar, para insinyur terus bereksperimen dengan desain dan material baru, termasuk kontrol elektronik berteknologi tinggi.
Para peneliti di Cina telah mengembangkan sepeda otonom yang dapat merespons perintah suara karena adanya chip neuromorfik.
Selain mengenali perintah suara, chip ini memiliki ratusan ribu sensor yang membantu sepeda menghindari rintangan dan menjaga keseimbangan.
Merancang sepeda yang lebih fungsional tidak selalu harus serumit itu.
Sebagai contoh, insinyur mekanik Ross Evans, mendirikan Xtracycle untuk mengubah sepeda menjadi kendaraan kargo serbaguna dengan menambahkan platform di belakang pengendara yang dapat digunakan untuk mengangkut berbagai macam barang.
Kereta Maglev
Di antara berita utama tentang kereta api adalah kereta maglev (kependekan dari “magnetic levitation”) baru di Tiongkok, yang dirancang untuk membawa penumpang dengan kecepatan hingga 370 mph-lebih dari 150 mph lebih cepat dari kereta penumpang tercepat di dunia yang sekarang beroperasi.
Dikembangkan oleh China Railway Rolling Stock Corporation, kereta ini akan menggunakan elektromagnet untuk melayang di atas rel dan memberikan daya dorong ke depan.
Mekanisme ini menghilangkan gesekan yang disebabkan oleh roda logam pada kereta konvensional, serta keausan dan biaya perawatan terkait.
Kereta maglev ini juga menghasilkan lebih sedikit kebisingan dan getaran, sehingga membuat hidup lebih mudah bagi orang-orang yang tinggal di dekat rel kereta api - belum lagi penumpang dan awak kereta.
Lift Multi-arah
Produsen elevator Jerman, Thyssen Krupp, mengembangkan sistem elevator tanpa tali dan bergerak ke samping yang pertama di dunia.
Alih-alih kabin tradisional yang bergerak naik dan turun pada poros vertikal, sistem baru ini terdiri dari beberapa kabin yang beroperasi pada jalur elektromagnetik. Dengan menggunakan prinsip-prinsip levitasi magnetik, kabin bergerak ke atas satu poros, bergerak secara horizontal, dan turun ke poros lain, menciptakan putaran yang berkelanjutan.
Sakelar canggih membantu memandu gerbong dan dipasang dengan bantalan serat karbon-yang disebut sling-yang memungkinkan gerbong berubah arah.
Sistem baru ini juga membutuhkan lebih sedikit dan lebih kecil dibandingkan dengan elevator yang dioperasikan dengan kabel konvensional, sehingga meningkatkan area yang dapat digunakan dalam gedung hingga 25 persen.
Navigasi Otonom yang Lebih Aman
Kemajuan pesat dalam teknologi komputer telah mempercepat desain dan produksi mobil otonom.
Meskipun demikian, keselamatan tetap menjadi perhatian utama-meskipun sebagian besar kendaraan ini dapat menavigasi dan memantau lingkungannya sendiri, mereka tetap membutuhkan pengemudi manusia.
Sebuah penelitian di University of Cambridge menemukan bahwa ketika mobil tanpa pengemudi berkomunikasi satu sama lain di jalan, mereka menciptakan kondisi berkendara yang lebih aman.
Dengan saling berbagi peringatan akan adanya rintangan dan membuka jalan bagi mobil lain yang perlu berpindah jalur, mereka dapat meningkatkan arus lalu lintas hingga 45 persen.
“Agar mobil otonom dapat digunakan dengan aman di jalan raya, kita perlu mengetahui bagaimana mobil-mobil tersebut akan berinteraksi satu sama lain untuk meningkatkan keselamatan dan arus lalu lintas,” ujar penulis utama studi ini, Amanda Prorok.
“Desain kami memungkinkan berbagai eksperimen praktis dan berbiaya rendah untuk dilakukan pada mobil otonom,” lanjutnya.
Drone yang Disempurnakan
Teknologi drone terus berkembang dengan cepat, terutama terkait penelitian dan pengembangan bahan yang tahan lama dan ringan.
Selain itu, juga kapasitas muatan, daya baterai, pengoperasian yang lebih senyap, alat bantu georeferensi, dan perangkat lunak yang canggih namun mudah digunakan yang memonitor penerbangan dalam waktu nyata dan menganalisis data penerbangan.
Kemampuan yang disempurnakan ini memperluas cara penggunaan drone. Sebagai contoh, para peneliti di American Academy of Pediatrics menemukan bahwa menggunakan drone mungkin merupakan pendekatan terbaik untuk merespons skenario darurat medis, terutama di kota-kota yang padat dengan lalu lintas yang padat.
Menurut Mark Hanna, penulis studi dan Pediatric Fellow di SUNY Downstate, drone yang dilengkapi dengan komunikasi dua arah dan kemungkinan intervensi yang menyelamatkan jiwa dengan merespons kondisi darurat seperti anafilaksis akut, overdosis opiat, asma, henti jantung, dan keracunan sarin.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow