Geser Mobil Listrik, IKN Bakal Pakai Mobil Hidrogen: Seperti Apa Masa Depannya?
IDNStart.com - Indonesia dengan berani bergerak menuju transportasi yang berkelanjutan. Seperti yang kita semua tahu, pasar EV terus berkembang, dan baru-baru ini, pemerintah Indonesia mengumumkan mandat untuk mobil hidrogen.
Mobil hidrogen ditenagai oleh sel bahan bakar hidrogen. Oleh karena itu, untuk menjaga ibukota tetap hijau, semua kendaraan di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan perlahan berkembang hanya untuk mobil hidrogen pada tahun 2040.
Rencana ambisius ini bergeser dari fokus awal pada kendaraan baterai-listrik (EV).
Apa itu Mobil Hidrogen?
Mobil hidrogen, juga dikenal sebagai kendaraan sel bahan bakar, adalah jenis kendaraan listrik yang menggunakan gas hidrogen untuk menghasilkan listrik.
Proses konversi energi terjadi di sel bahan bakar, di mana hidrogen dari tangki kendaraan bereaksi dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan listrik, yang kemudian menggerakkan motor listrik mobil.
Tidak seperti kendaraan listrik baterai tradisional, mobil hidrogen tidak perlu dicolokkan untuk mengisi daya. Sebaliknya, mereka mengisi bahan bakar dengan gas hidrogen, yang dapat dilakukan dengan relatif cepat, menawarkan pengalaman yang mirip dengan pengisian bahan bakar kendaraan bensin tradisional.
Berikut adalah catatan sederhana tentang cara kerja kendaraan hidrogen:
1. Mesin Listrik
Mobil hidrogen menghasilkan listrik menggunakan sel bahan bakar, yang kemudian menggerakkan motor listrik untuk menggerakkan kendaraan.
Mereka menggunakan gas hidrogen sebagai bahan bakar dan menghasilkan listrik melalui reaksi kimia dengan oksigen dari udara.
2. Sel Bahan Bakar
Perbedaan utamanya adalah bagaimana mereka menghasilkan listrik. Alih-alih paket baterai besar, mobil hidrogen menggunakan tumpukan sel bahan bakar.
Tumpukan ini menggabungkan hidrogen dari tangki mobil dengan oksigen dari udara melalui reaksi elektrokimia, menghasilkan listrik, uap air, dan panas.
3. Tangki Hidrogen
Gas hidrogen disimpan dalam tangki bertekanan tinggi di atas mobil hidrogen. Metode penyimpanan ini memungkinkan kepadatan hidrogen yang lebih tinggi, menjadikannya cara yang efisien untuk menyimpan bahan bakar untuk digunakan dalam sel bahan bakar kendaraan.
Indonesia Berencana Gunakan Mobil Hidrogen di IKN dengan Sel Bahan Bakar Hidrogen
Pemerintah berencana untuk mengamanatkan kendaraan berbasis hidrogen di ibu kota Nusantara (IKN) masa depan.
Mandat ini menandakan pergeseran dari penekanan awal pada kendaraan listrik bertenaga baterai (EV) di ibu kota baru yang akan datang di Kalimantan Timur.
Tujuannya adalah untuk menegakkan mandat ini pasca-2040, dengan tujuan sementara memiliki 50 persen kendaraan yang berjalan dengan hidrogen pada tahun 2035.
Apakah Hidrogen Lebih Baik dari Mobil Listrik?
Hidrogen, terutama hidrogen hijau, diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan. Ini dianggap sebagai kandidat bahan bakar yang layak untuk kendaraan karena satu-satunya emisinya adalah air, tidak seperti pembakaran bahan bakar fosil, yang melepaskan racun dan gas rumah kaca.
Mobil hidrogen dapat menghasilkan listrik melalui sel bahan bakar, menjadikannya teknologi yang menjanjikan untuk memenuhi beragam kebutuhan energi listrik dan termal.
Ini termasuk kendaraan bermotor, di mana kendaraan berbahan bakar hidrogen hanya membutuhkan waktu 3-5 menit untuk mengisi bahan bakar sepenuhnya.
Proses pemulihan energi secara signifikan lebih cepat daripada mengisi ulang baterai kendaraan listrik, yang dapat memakan waktu 20 menit hingga 1 jam untuk pengisian cepat DC atau 4-10 jam untuk pengisian daya di rumah.
Masa Depan Mobil Hidrogen dan Proyeksi Indonesia sebagai Pusat EV Global
Indonesia bertujuan untuk menjadi pusat global untuk kendaraan listrik (EV). Baru-baru ini, Indonesia mengumumkan rencana untuk semua kendaraan di IKN untuk didukung oleh mobil hidrogen dan sel bahan bakar pada tahun 2040.
Pergeseran menuju teknologi hidrogen ini menunjukkan masa depan di mana EV baterai dan mobil hidrogen dapat memainkan peran penting. Sumber daya Indonesia yang melimpah memberikan posisi yang kuat dalam perlombaan EV. Negara ini memiliki cadangan nikel yang luas, komponen kunci dalam baterai lithium-ion yang digunakan oleh sebagian besar EV saat ini.
Produksi mineral penting Indonesia seperti aluminium, tembaga, dan timah semakin memperkuat posisinya dalam ekosistem EV. Keuntungan sumber daya ini diharapkan memiliki dampak ekonomi yang signifikan di tahun-tahun mendatang.
Situasi Pasar Kendaraan Listrik
Analis memprediksi pertumbuhan pasar EV di Indonesia, dengan proyeksi memiliki 2 juta mobil penumpang listrik dan 13 juta sepeda motor listrik yang mengejutkan di jalan raya pada tahun 2030.
Menurut AC Ventures, total nilai pasar untuk EV di Indonesia diperkirakan mencapai USD 20 miliar pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 58,5%.
Namun, dengan fokus pada mobil hidrogen untuk IKN, Indonesia melihat lebih dari sekadar EV baterai. Pendekatan ganda ini memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam mengeksplorasi masa depan teknologi transportasi bersih, berpotensi menjadi pusat global untuk solusi EV yang mapan dan yang muncul.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow