Hindari 5 Kesalahan Ini Kalau Gak Mau Startup Kamu Gagal Total
IDNStart.com - Pertumbuhan startup yang signifikan membuat Indonesia menjadi negara keenam dengan jumlah usaha rintisan terbanyak di dunia. Banyak contoh berkembang pesatnya startup Indonesia hingga ke level unicorn, membuat berbondong-bondong pengusaha melirik bisnis ini.
Meski begitu, untuk mencapai level unicorn, sebuah startup butuh waktu bertahun-tahun. Contohnya Bukalapak. Perusahaan ini baru mencapai level unicorn di tahun 2018. Padahal, Achmad Zaky dkk sudah membangun bisnis di tahun 2010.
Bukalapak pastinya tidak lepas dari berbagai macam masalah, terutama di awal merintis. Berbagai kesalahan pun dilakukan. Namun, semua itu bagian dari membangun usaha hingga menjadi startup yang mendunia.
Belajar dari pengalaman tersebut, selain membutuhkan waktu, meminimalisir kesalahan saat memulai bisnis startup harus menjadi perhatian buat para calon businessman. Jika tak mampu memprediksi kesalahan ini, nasibnya bakal sama seperti 18 startup yang gulung tikar di akhir tahun lalu.
Lantas kesalahan apa saja yang harus dihindari saat memulai bisnis startup? Berikut ulasannya.
Tidak Berkomitmen
Mengantisipasi kesalahan harus dimulai dengan refleksi diri. Ketika memulai startup, kamu harus punya sifat konsisten terhadap komitmen yang dibuat.
Orietnasi kesuksesan harus selalu tertanam di dalam otak. Karena dengan hal itu, maka akan terbangun sejumlah karakter seperti dorongan, dedikasi, dan rasa komitmen yang serius untuk tercapainya tujuan bisnis.
Selain itu, pemilik startup juga harus rela keluar dari zona nyaman, berkorban, meluangkan waktu, dan menghadapi tantangan. Ingat, jangan pernah lari dari masalah! Jika tidak ada komitmen dalam diri, maka jangan harap bisnis akan sukses.
Tidak Memisahkan Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi
Masih soal habit atau kebiasaan calon pemilik startup, kesalahan yang kedua adalah tidak memisahkan kehidupan pribadi dan bisnis.
Sebenarnya kesalahan ini hampir dilakukan oleh setiap orang yang memulai bisnis, bahkan juga oleh para top tier konglomerat di Indonesia.
Jika rekan bisnismu adalah orang terdekat, maka kita harus pandai memilah mana yang menjadi urusan perusahaan dan mana yang pribadi. Jika keduanya disatukan, dipastikan startup kamu berantakan.
Selain itu, kita juga tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Pembagian tugas yang ideal mutlak dilakukan. Banyak hal yang perlu untuk didelegasikan tugasnya kepada orang lain.
Beberapa pekerjaan yang tidak harus memiliki keahlian khusus, seperti menjawab panggilan telepon atau membuang sampah kantor, bisa diberikan pada orang lain.
Sebaliknya, ada beberapa hal yang hanya dapat diakukan dengan keahlian khusus. Misalnya, menyiapkan kampanye pemasaran, memperbarui konten situs web, serta mencari informasi tentang topik tertentu. Jika hanya kamu yang berkompeten, maka itu tugasmu!
Tidak Menggunakan Rencana Bisnis
Beralih ke masalah teknis, perencanaan adalah poin mutlak berjalannya suatu organisasi, termasuk dalam berbisnis. Banyak kesalahpahaman tentang membuat rencana bisnis ini, salah satunya tidak menulis rencana bisnis formal, karena dianggap tidak terlalu penting.
Padahal pada kenyataannya, sebuah rencana bisnis yang memerinci tujuan menyeluruh perusahaan hingga budgeting akan memberikan proyeksi untuk pendapatan dan biaya yang baik bagi perkembangan perusahaan.
Dengan hal tersebut, startup yang kamu bangun bersama semua rekanmu akan terbantu dalam memvisualisasikan arah perusahaan dalam jangka panjang maupun pendek.
Contoh kesalahan tidak ada rencana bisnis yang baik adalah soal periklanan. Banyak perusahaan baru menghabiskan ratusan juta untuk iklan tanpa memikirkan audiens, anggaran atau strategi pemasaran mereka.
Padahal, menulis rencana pemasaran sebelum berinvestasi dalam pembelian iklan apa pun akan membantu mencegah timbulnya masalah ini. Perusahaan juga akan lebih mudah mencari target konsumen. Yang terpenting, dengan rencana periklanan yang baik, anggaran tidak sia-sia.
Perencanaan lain yang perlu diperhatikan misalnya soal manajemen resiko. Kamu harus benar-benar memikirkan risiko yang sesuai dengan nilai dan tujuan sebagai individu atau startup-mu. Dengan begitu, baik secara individu maupun perusahaan, akan terus berkembang.
Mengandalkan Investor
Modal bisa dibilang nyawa dalam memulai bisnis. Saat ini, banyak perintis startup yang mengandalakan investor sebagai sumber permodalan. Nyatanya, terlalu bergantung pada investor juga tidak baik bagi perusahaan.
Seorang businessman juga harus punya cukup uang pribadi yang diinvestasikan dalam bisnis. Jika tidak, akan menyebabkan ketergantungan yang berlebihan pada pinjaman. Imbasnya, jika terjadi hal-hal yang diluar rencana, perusahaan bisa bangkrut karena tak mampu membayar pinjaman.
Selain itu, hindari menggunakan anggaran pinjaman investor untuk keperluan yang tidak terlalu penting, seperti mendesai ruang kantor yang mewah, membeli furnitur yang mahal atau menggaji karyawan secara berlebih.
Menghindari Teknologi Baru
Jika kita tidak up to date pada perkembangan teknologi, maka jangan pernah terpikirkan membangun startup. Karena jelas, startup membutuhkan teknologi. Perkembangan startup saat ini pun sangat bergantung dengan kemajuan teknologi.
Teknologi dapat memberikan peluang baru, membantu kita melakukan pekerjaan dengan lebih efisien, dan bahkan membantu menghemat uang.
Jangan sungkan untuk meluangkan waktu dan uang demi mempelajari dan memahami teknologi. Karena jika kita tidak mau untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, dalam jangka waktu tertentu dipastikan startup-mu ketinggalan zaman dan akhirnya gulung tikar
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow